ETIKA BISNIS
I.
Pendahuluan
Penulisan makalah yang
berjudul “Etika Bisnis” berisikan tentang apa itu etika, bisnis dan pengertian
etika bisnis, serta bagaimana etika dalam berbisnis. Penulisan makalah ini
dilatarbelakangi oleh lemahnya pengetahuan etika bisnis dalam berbisnis. Jika kita
membuka dan membaca surat kabar atau majalah hampir setiap waktu kita dapat
menemukan kata tersebut. Berulang kali kita membaca kalimat- kalimat semacam
ini : “Dalam dunia bisnis etika merosot terus”, “Etika dan moral perlu
ditegaskan kembali”, “etika bisnis mulai menepis”. Orang yang mengeluh bahwa
etika bisnis mulai menepis, bermaksud bahwa pebisnis sering menyimpang dari
nilai dan norma moral yang benar. Dalam kehidupan terdapat beberapa
aturan dan norma-norma dalam kehidupan. Maka tentunya, dalam berbisnis juga ada
tata aturannya.
Sebagai refleksi atas
moralitas perilaku manusia, etika mempunyai tradisi yang panjang. Di zaman kita
sekarang, minat terhadap etika tidak berkurang, tapi justru bertambah besar
antara lain karena masalah-masalah moral baru yang ditimbulkan oleh ilmuan
pengetahuan dan teknologi.
Banyak faktor yang
mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis
dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam
kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam
mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai
tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang
lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan
berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu
sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika
dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga
dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
II.
Pembahasan
A. Pengertian Etika
Pengertian Etika
diartikan sebagai perbuatan standar yg memimpin individu dalam membuat
keputusan. Etika merupakan studi mengenai yang benar, salah dan pilihan moral
yang dilakukan seseorang. Etika yang dimiliki merupakan perkembangan sejak
kecil yang dianut, dan disampaikan oleh orang tua, guru pemimpin agama dan
lingkungan. Hal tersebut dapat menimbulkan : tata nilai bisnis itu
sendiri. Berpedoman pada Alqur’an dan Hadist ( orang muslim). Hubungan antar
perusahaan dengan stake holder yang etis. Etis dalam menggunakan sumber daya yg
terbatas.
Istilah Etika awalnya berasal dari
bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethossedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai
banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan / adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan
arti ta etha yaitu adat kebiasaan..
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi
terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai
arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika[1]’
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan
atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar
daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya,
jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika
Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika
sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup
manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh :
Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang apa yang baik atau dan apa yang
buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Di
bawah ini merupakan definisi etika menurut para ahli :
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) “Etika adalah
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat”
2. Maryani & Ludigdo (2001) menyatakan bahwa “Etika
adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut
oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
3. White (1993) “etika adalah cabang falsafah yang berkaitan
dengan kebaikan moral dan menilai tindakan manusia.”
Dari definisi-definisi
yang telah diutarakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa etika merupakan
suatu pedoman yang mengatur dan menilai perilaku manusia, baik perilaku yang
harus ditinggalkan, maupun perilaku yang harus dilakukan.
Namun, etika biasanya
berkaitan erat dengan moral yang berkaitan dengan cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk.
Etika dan moral
mengandung pengertian yang sama, namun, dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan. Moral lebih kepada penilaian yang dilakukan, sedangkan etika berarti
mengkaji system nilai-nilai yang berlaku.
Prinsip‐Prinsip
Etika
Prinsip dasar etika
meliputi empat aspek utama yang terdiri dari egoism, utilitarianism, kant dan
deontology (Velasquesz, Manuel G., 2002). Secara singkat ke lima prinsip
tersebut di jabarkan
sebagai berikut:
Egoism. Merupakan standar yang mengacu pada kepentingan diri sendiri.
Keputusan berdasarkan egoism dibuat untuk memberikan konsekuensi paling bear
pada pihak yang dipentingkan dengan mengabaikan kepentingan pihak lain.
Tindakan mementingkan diri sendiri tersebut dapat berupa jangka pendek dan
jangka panjang.
Utilitarianism. Berdasarkan prinsip ini keputusan adalah etis jika memberikan
benefit paling besar daripada keputusan alternatif yang lain. Perbedaan egoism
dan utilitarianism adalah egoism berfokus pada kepentingan diri sendiri dari
individual, perusahaan, komunitas, dan lain‐lain, tetapi
utilitarianism berfokus pada kepentingan sendiri dari seluruh stakeholder.
Kant
dan Deontology. Pada konsep
utilitarianism kehilangan tuntutan dari teori karena gagal untuk menilai
karakteristik tindakan moral, motif moral. Menurut pandangan Kant, manusia
mempunyai kehendak untuk melakukan tindakan apa yang diinginkan. Yang
membedakan manusia dengan binatang adalah kemampuan untuk memilih antar arti
alternatif atau cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan kebebasan
menentukan tujuan atau kehendak dan bertindak dengan motif yang lebih tinggi.
B. Definisi Bisnis
Ada banyak definisi yang telah ada
hingga saat ini. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis
menurut para ahli :
1. Musselman dan jackson (1992) “Bisnis adalah jumlah seluruh
kegiatan yang diorganisir orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan
dan industry yag menyediakan barang atau jasa ontuk mempertahankan dan
memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.”
2. Boone dan kurtz (2002;8) “Bisnis adalah semua aktivitas
aktivitas yang bertujuan memcari laba dan perusahyaan yag meghasilkan barag
serta jasa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi.”
3. Hughes dan kapoor dalam alma (1889;21) “Bisnis adalah
suatu kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.”
4. Brown dan Petrello (1976) Etika Bisnis: “Business is an
institution which produces goods and services demanded by people”. Yang berarti
bahwa bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.
5. Velasquez (2005) “Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis.”
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada di dalam organisasi
.. Definisi Etika Bisnis
Etika bisnis sebagai
sesuatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri mulai
terbentuk di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika
membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis disamping banyak pokok pembicaraan
moral lainnya (etika dalam hubungan dengan bisnis), kini mulai berkembang etika
bisnis dalam arti sebenarnya. Terutama ada dua factor yang memberi kontribusi
besar pada kelahiran etika bisnis di Amerika Serikat pada pertengahan tahun
1970-an : sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis
sekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat ata
krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis.
Bisnis dapat menjadi
sebuah profesi etis apabila ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif
(Keraf, 1998), yang berarti untuk menciptakan bisnis sebagai sebuah profesi
yang etis maka dibutuhkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik yang
merupakan suatu aturan hokum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair
dan baik disertai dengan sebuah system pemerintahan yang adil dan efektif dalam
menegakkan aturan bisnis tersebut. Menurut Muslich (1998),
mendefinisikan bahwa etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang
ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dimana
penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis.
Definisi etika bisnis
menurut Business & Society Ethics and Stakeholder Management (Caroll &
Buchholtz):
Ethics is the discipline
that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation. Ethics
can also be regarded as a set of moral principles or values. Morality is a
doctrine or system of moral conduct. Moral conduct refers to that which relates
to principles of right and wrong in behavior. Business ethics, therefore, is
concerned with good and bad or right and wrong behavior that takes place within
a business context. Concepts of right and wrong are increasingly being
interpreted today to include the more difficult and subtle questions of
fairness, justice, and equity.
Dari sumber yang lain,
disebutkan:
Ethics is a
philosophical term derived from the Greek word “ethos,” meaning character or
custom. This definition is germane to effective leadership in organizations in
that it connotes an organization code conveying moral integrity and consistent
values in service to the public.
(R. Sims, Ethics and
Corporate Social Responsibility Why Giants Fall, C.T.:Greenwood Press, 2003)
Dari penjelasan mengenai
etika dan bisnis diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas
dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih
tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum.
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der
Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal (1988)
yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika, yaitu :
1. Utilitarian
Approach : setiap tindakan
harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights
Approach : setiap orang dalam
tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan
akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok. Mengapa etika bisnis dalam perusahaan
terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang
kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukungoleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Etika bisnis dalam
perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Tidak ada cara yang paling baik untuk memulai penelaahan
hubungan antara etika dan bisnis selain dengan
mengamati, bagaimanakah
perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk menerapkan etika ke dalam
bisnis.
Haruslah diyakini
bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan
baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena:
· Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
· Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
· Melindungi prinsip kebebasan berniaga
· Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Perusahaan yang
melakukan suatu tindakan yang tidak etis akan memancing tindakan balasan dari
konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui
gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang
tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak
etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu
di pahami, karyawan yang berkualitas adalah asset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin mempertahankan
karyawannya.
Pendapat Linda Klebe
Trevino , 1995: “ Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan anggota
masyarakat dengan perusahaan, yaitu sukses dalam jangka
panjang”.Hindari persengketaan, jika terpaksa terjadi diselesaikan dengan win
win solution.
Dalam berbisnis hendaknya mempunyai sikap-sikap berikut :
1. Bersikap Jujur.
Artinya tidak menipu, karena
dalam berbisnis menipu hanya akan menimbulkan keberhasilan yang sifatnya
sementara. Dan agar tidak tertipu maka kita harus hati-hati. Jadilah pembisnis
yang bersifat amanah (dapat dipercaya) Jenis penipuan antara lain: Cek kosong,
giro bilyet sudah ditutup atau ditolak, kiriman barang tidak sesuai contoh,
janji tidak ditepati, barang sudah rusak / kadaluarsa. Tidak ada hukuman tegas
terhadap pelanggaran etika bisnis, dampaknya secara tidak langsung, menurunnya
tingkat kepercayaan masyarakat.
2. Dapat membangun kepercayaan
Etika bisnis sangat
komplek dan sensitive. Hindarai pertengkaran agar tidak putus hubungan. Harus
mempertahankan martabat/reputasi. Perlu waktu yg panjang dalam membangunnya,
jangan sampai rusak
Dalam berbisnis terdapat 10 fundamental etika, yaitu :
1. Sopan santun; selalu
bicara benar, terus terang, tidak menipu.
2. Integrity; memiliki
prinsip, hormat, jangan mendua
3. Jaga janji; bisa
dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri
4. Fidelity; benar &
loyal pada perusahaan, keluarga, teman, jangan menyembunyi kan informasi yang
bukan rahasia,
5. Fairness, berlaku adil
dan terbuka, komitmen, jika salah jangan bertahan, cepet mengakui kesalahan,
toleran.
6. Caring for other;
perhatian, baik budi, menolong siapa yang memerlukan, berkontribusi dalam
kegaitan
7. Respect for other;
mengorhtai hak-hak orang lain, menghargai privacy, jangan
berprasangka, memberikan pertimbangan yang berguna.
8. Responsible citizenship;
patuh pada UU & Peraturan yang berlaku, bersikap terbuka dan suka menolong.
9. Pursuit of excelence;
berbuatlah yg terbaik disegala kegiatan, tanggung jawab, rajin, tingkatkan
kompetensi dalam segala bidang
10. Accountability;
bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam mengambil keputusan.
III. Kesimpulan
Konsep teori etika
merupakan suatu konsep ideal yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi
bisnis. Penerapan konsep tersebut dalam organisasi bisnis sering mengalami
hambatan dan tantangan. Suatu organisasi bisnis yang sedang mengalami dilema
etis dalam mengambil keputusan harus mengambil keputusan dengan bijak.
Di dalam persaingan
dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati,
yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya
informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar
dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan
masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat
bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan
beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika berbisnis ini bisa
dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan
berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup
internal maupun eksternal. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan
segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen
dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah
penting.
IV. Daftar Pustaka
1.
Wylleman, “De grondslag
van de moral”, Tijdschrift voor Filosofie 28 (1996)
2.
Velasquesz, Manuel G
(2002). Business Ethics: Concepts and Chases, Fith edition.
Prentice Hall.
3.
George Moore. 1903.
Principia Ethica. Cambridge: Cambridge University Press
4.
Widaryanti. 2006. “Focus
Ekonomi” journal of echonomic
5.
Bartens, Prof. Dr. Kees.
2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
6.
Ethics, Free Enterprise,
and Public Policy : Essays on Moral Issues in Bussiness . 1978.
7.
Journal of Bussiness
Ethics (diterbitkan di belanda, tetapi dengan redaksi internasional yang di
dominasi oleh Amerika Utarra,1982)
8.
Bussiness and
Profesional Ethics (University of Florida, Gaineville, USA,sejak 1981)
9.
Keraf, Dr. A.
Sonny.1998. Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar