Senin, 09 November 2015

Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor (Semiconductor)

Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor – Kata “Semikonduktor” sangat identik dengan peralatan Elektronika yang kita pakai saat ini. Hampir setiap peralatan Eletronika canggih seperti Handphone, Komputer, Televisi, Kamera bahkan Lampu penerang LED juga merupakan hasil dari Teknologi Semikonduktor. Komponen-komponen penting yang membentuk sebuah Peralatan Elektronika seperti Transistor, Dioda dan Integrated Circuit (IC) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat bahan semikonduktor. Oleh karena itu, bahan Semikonduktor memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan Teknologi Elektronika.
Bahan Semikonduktor (Semiconductor) adalah bahan penghantar listrik yang tidak sebaik Konduktor (conductor) akan tetapi tidak pula seburuk Insulator (Isolator) yang sama sekali tidak menghantarkan arus listrik. Pada dasarnya, kemampuan menghantar listrik Semikonduktor berada diantara Konduktor dan Insulator. Akan tetapi, Semikonduktor berbeda dengan Resistor, karena Semikonduktor dapat dapat menghantarkan listrik atau berfungsi sebagai Konduktor jika diberikan arus listrik tertentu, suhu tertentu dan juga tata cara atau persyaratan tertentu.


Proses Doping pada Semikonduktor

Sebenarnya banyak bahan-bahan dasar yang dapat digolongkan sebagai bahan Semikonduktor, tetapi yang paling sering digunakan untuk bahan dasar komponen elektronika hanya beberapa jenis saja, bahan-bahan Semikonduktor tersebut diantaranya adalah Silicon, Selenium, Germanium dan Metal Oxides. Untuk memproses bahan-bahan Semikonduktor tersebut menjadi komponen elektronika, perlu dilakukan proses “Doping” yaitu proses untuk menambahkan ketidakmurnian (Impurity) pada Semikonduktor yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga dapat merubah sifat atau karakteristik kelistrikannya. Beberapa bahan yang digunakan untuk menambahkan ketidakmurnian semikonduktor antara lain adalah Arsenic, Indium dan Antimony. Bahan-bahan tersebut sering disebut dengan “Dopant”, sedangkan Semikonduktor yang telah melalui proses “Doping” disebut dengan Semikonduktor Ekstrinsik.


Tipe atau Jenis Semikonduktor
Semikonduktor yang telah dilalui proses Doping yaitu Semikonduktor yang Impurity (ketidakmurnian) atau Semikonduktor Ekstrinsik yang siap menjadi Komponen Elektronika dapat dibedakan menjadi 2 Jenis yaitu :

1. N-type Semikonduktor
Dikatakan N-type karena Semikonduktor jenis ini pembawa muatannya (Charge Carrier) adalah terdiri dari Elektron. Elektron adalah bermuatan Negatif sehingga disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.

Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan menambahkan Arsenic atau Antimony akan menjadikan Semikonduktor tersebut sebagai N-type Semikonduktor.

Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge Carrier dalam N-type Semikonduktor yakni Elektron sebagai Majority Carrier dan Hole sebagai Minority Carrier.


2. P-Type Semikonduktor
Dikatakan P-type karena Semikonduktor jenis ini kekurangan Elektron atau disebut dengan “Hole”. Ketika pembawa muatannya adalah Hole maka Semikonduktor tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.

Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan menambahkan Indium akan menjadikan Semikondukter tersebut sebagai P-type Semikonduktor.

2 (dua) pembawa muatan yang terdapat dalam P-type Semikonduktor adalah Hole sebagai Majority Carrier dan Elektron sebagai Minority Carrier).

Komponen-komponen Elektronika Aktif yang bahan dasarnya terbuat dari Semikonduktor diantaranya adalah :
  • Integrated Circuit
  • Transistor
  • Dioda

Komponen-komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor merupakan komponen Elektronika yang sangat sensitif dengan ESD (Electro Static Discharge). Oleh karena itu, perlu penanganan khusus dalam produksi terhadap Komponen-komponen tersebut.

        Alat  Semikonduktor  atau semiconductor  devices, adalah  sejumlah  komponen elektronik yang menggunakan  sifat-sifat  materi semikonduktor, yaitu  SilikonGermanium,  dan  Gallium Arsenide.  Alat-alat  semikonduktor  zaman  sekarang  telah  menggantikan  alat thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat  semikonduktor  ini menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat (solid state), bukannya  bentuk  hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC).

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SEMIKONDUKTOR
Kemampuan menguasai teknologi tinggi merupakan syarat mutlak bagi suatu negara untuk memasuki negara industri baru. Salah satu bidang teknologi tinggi yang sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini adalah teknologi semikonduktor dan mikro-elektronika. Bidang ini bisanya dianalogikan dengan tiga kata bahasa inggris yang mempengaruhi kehidupan modern yaitu Computer, Component dan Communication. Untuk komputer, topik utama dalam bidang ini adalah cra/teknik membuat komputer menjadi lebih cepat, lebih ramping dengan fungsi yang lebih kompleks dan konsumsi daya yang makin kecil. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan dua pendekatan yang saling mendukung yaitu dari segi hardware dan software.

Silikon (Si) dengan persediaan yang berlimpah di bumi dan dengan teknologi pembuatan kristalnya yang sudah mapan, telah menjadi pilihan dalam teknologi semikonduktor. Silikon sendiri disebut sebagai bahan semikonduktor karena sifat dari bahan ini yang bisa berfungsi sebagai isolator maupun konduktor. Silikon very large scale integration (VLSI) telah membuka era baru dalam dunia elektronika di abad ini. Kebutuhan akan kecepatan yang lebih tinggi dan unjuk kerja yang lebih baik dari komputer telah mendorong teknologi silikon VLSI ke silicon ultra high scale integration (ULSI).

Salah satu hambatan dari teknologi silikon adalah sifat listrik yang berhubungan dengan rendahnya mobilitas pembawa muatan dari material silikon ini. Mobilitas adalah paramater yang menyatakan laju dari pembawa muatan dalam semikonduktor bila diberi medan listrik. Untuk membuat piranti berkecepatan tinggi, galium arsenide (GaAs) dan material-material paduannya telah dipertimbangkan sebagai material pengganti silikon.

Dewasa ini perhatian besar juga diberikan pada struktur semikonduktor berdimensi rendah (low-dimensional semicontuctor) seperti quantum well (2D), quantum wire (1D) dam quantum dot (0D). Struktur seperti ini adalah pembuka ke era fabrikasi nanoteknologi dan komponen/alat kuantum (quantum device). Telah diketahui bahwa bila elektron dikurung dalam daerah potensial dengan dimensi yagn sama dengan panjang gelombangnnya maka akan muncul sifat gelombang elektron dan berbagai fenomena kuantum akan dapat diamati. Permasalahan yang timbul dari komponen / alat yang dibuat berdasarkan struktur semikonduktor dimensi rendah ini adalah arus drive yang rendah sehingga masih sulit diaplikasikan. Secara umum, permasalahn yang dihadapi komponen / alat kuantum ini adalah operasi kerjanya yang masih harus dilakukan pada suhu rendah (seperti suhu helium cair :4,2 K) agar dapat diamati fenomena kuantum secara jelas. Hal ini tentunya akan menaikkan ongkos pembuatan sehingga belum menarik untuk diproduksi.

Beberapa komponen dari bahan semikonduktor yang umum digunakan pada rangkaian elektronika adalah seperti dioda, transistor, FET, JFET, MOSFET, dan IC (Integrated Circuit). Dioda semikonduktor adalah komponen dari paling sederhana dari komponen-komponen lainnya. Dioda ini mempunyai dua sifat sekaligus yakni isolator dan konduktor. Jika arus listrik mengalir maju (forward) terhadap dioda maka dioda tersebut berfungsi sebagai penghantar atau konduktor, begitu juga sebaliknya jika dioda ini diberi bias reverse atau arus listrik dialirkan terbalik terhadap dioda maka akan berfungsi sebagai isolator. Pada kelanjutannya komponen lain dari bahan semikonduktor bisa dibuat dengan fungsi yang lebih kompleks sampai pada komponen integrate circuit (IC). IC bisa mewakili jutaan rangkaian dari komponen seperti dioda ataupun transistor hanya dalam satu komponen. Oleh karena itu setiap IC mempunyai fungsi yang berbeda-beda tergantung rangkaian yang tertanam didalamnya.

 Jadi, terlihat bahwa teknologi semikonduktor berkembang sangat pesat dengan mengeksploitasi fenomena-fenomena fisika yang sebelumnya hanya tertulis dalam texbook semikonduktor atau zat padat saja. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya kemajuan yang dicapai dalam pengembangan peralatan-peralatan penumbuh material dalam bentuk film tipis. Hal ini juga diimbangi dengan kemajuan dalam teknik fabrikasi komponen/alat dan proses produksi. Sebagai teknologi tinggi, teknologi semikonduktor saat ini hanya terpusat di negara-negara industri. Negara industri baru memang membutuhkan biaya riset yang banyak tenaga ahli. Untuk Indonesia langkah terbaik yang harus dilakukan adalah secepat mungkin ikut terlibat dalam teknologi ini sehingga tidak jauh tertinggal.


ADAKAH PABRIKNYA DI INDONESIA ?

Jawab :    Untuk saat ini tidak ada pabrik pembuatan                 Semikonduktor di Indonesia. Tetapi pada tahun                 ‘80an Indonesia mempunyai pabrik yang membuat                 Semikonduktor yaitu : PT Fairchlid Semiconductor                 di Cibubur, Jakarta

Alasan yang membuat PT Faifchild Semikonduktor hengkang dari Indonesia adalah :
Mengapa Fairchild angkat kaki, padahal waktu itu gerakan kaum buruh sangat "tertata rapi"? Ternyata perusahaan AS ini merasa tak nyaman karena pemerintah Indonesia menolak rencana pengurangan pegawai. Waktu itu, Menteri Tenaga Kerja Sudomo berdalih, Fairchild adalah perusahaan padat karya sehingga tidak boleh memecat buruhnya dengan alasan menggunakan robot. Di pihak lain, Fairchild beranggapan sudah saatnya menerapkan padat teknologi. Akhirnya, benturan antara pemerintah RI dan Fairchild tak terelakkan lagi, sampai perusahaan itu hengkang dari Indonesia. ...
Menengok dari pengalaman sejarah, ketidaksiapan pemerintah dan masyarakat Indonesia telah membuat perusahaan Fairchild memindahkan sahamnya dari Indonesia pada Juli 1986. Hal ini terjadi karena pemerintah Indonesia mengharuskan perusahaan – perusahaan yang ada di Indonesia bersifat padat karya sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Akan tetapi, Fairchild sendiri menghendaki perusaannya padat teknologi karena disebut – sebut penggunaan robot dapat memberikan efisiensi waktu hingga 50% dan menjanjikan penghematan yang luar biasa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar